Rabu, 07 Maret 2012

Nabi Muhammad saw meninggal pada tahun 632 M. ketika itu, sebagian besar penduduk Jazirah Arab telah memeluk Islam. Akan teatpi, kaum muslimin segera menghadapi masalah yang sulit karena Nabi Muhammad saw tidak menunjuk penggantinya. Permasalahan muncul karena kaum Ansar dan Muhajirin menghendaki pimpinan dipilih dari salah satu di anatara mereka. Keadaan in dapat menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. Beberapa saat setelah meninggalnya Nabi Muhammad saw, kaum ansar mengadakan musyawarah di Saqifah Bani Sa’idah, yaitu tempat pertemuan penduduk Madinah. Mereka bermusyawarah untuk memilih pemimpin sepeninggal Nabi Muhammad saw. Kaum Ansar akhirnya sepekat untuk mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai pemimpin mereka. Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin Khattab mendengar adanya pertemuan itu. Mereka berdua segera bergegas menuju Saqifah Bani Sa’idah disertai oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Abu Bakar as- siddiq kemudian berbicara dihadapan mereka. Ia merinci jasa dan kenaikan kaum Ansar. Akan tetapi, Abu Bakar as-Siddiqjuga menekankan keistemewaan kaum Muhajirin yang telah diberikan oleh Allah swt. Kaum Muhajirin telah menerima agama Islam pada saat banyak orang lain menentangnya. Mereka tidak takut oleh kecilnya jumlah mereka dan besarnya jumlah musuh mereka. Oleh karena itu, pemimpin selayaknya dipilih dari salah satu di antara mereka. Setelah Abu Bakar as-Siddiq berseru, “Saya akan menyetuji salah seorang yang kalian pilih dari dua orang lain,” seraya menunjuk Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Akan tetapi, keduanya berkata, “Tidak! Kami tidak bisa melebihkan diri kami daripada engkau dalam hal ini. Engkaulah yang paling baik diantara kami.” Akhirnya semua golongan memilih Abu Bakar as-Siddiq. Mereka menganggap Abu Bakar as-Siddiq sebagai sosok yang bijaksana serta dapat diterima semua golongan. Kaum muslimin kemudian berbondong-bondong membaiat Abu Bakar as-Siddiq. Setelah itu, Abu Bakar as-Siddiq menyampaikan pidatonya, “Saudara-saudara! Saya bersumpah kepada Allah bahwa saya tidak pernah mendambakan keamiran, saya juga tidak pernah berdoa kepada Allah, agar Dia menganugerahkan keamiran kepada saya. Saya tidak akan mampu melaksanakan tugas berat ini tanpa pertolongan-Nya. Sekarang, saya telah menjadi pemimpin kalian. Orang yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat dalam pandangan saya dan saya akan menjamin hak-haknya jika Allah menghendaki. Orang yang kuat akan menjadi lemah dalam pandangan saya dan saya akan merebut hak-haknya jika Allah menghendaki. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul- Nya. Apabila saya mengingkari Allah dan Rasul-Nya, jangan ikuti saya. Semoga Allah menberikan rahmat kepada kita semuanya.” Secara umum dapat disimpulkan bahwa terpilihnya Abu Bakar as-Siddiq disebabkan dua faktor utama berikut ini: .1). Menurut pendapat umum pada waktu itu, seorang khalifah hendaklah berasal dari suku Quraisy. .2.) Kaum muslimin berpendapat bahwa Abu Bakar as-Siddiq memiliki beberapa keutamaan, yaitu: ,a). Abu Bakar as-Siddiq adalah satu-satunya sahabat yang menemani Nabi Muhammad saw ketika berhijrah dan bersenbunyi di Gua Sur. .b). Abu Bakar as-Siddiq selalu ditunjuk menggantikan Nabi Muhammad saw ketika beliau berhalangan. .c). Abu Bakar as-Siddiq merupakan keturunan bangsawan yang cerdas dan berakhlak mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar